Posted in Theory

Arah Komunikasi dalam Organisasi: Horizontal, Diagonal, Upward, Downward

Suatu organisasi terdiri dari sekumpulan orang-orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dapat terdiri dari dua orang atau bahkan dua miliar orang, dan bisa tersusun mulai dari kumpulan pengusaha bisnis kecil, tentara, perusahaan, ataupun pemerintah. Suatu organisasi lebih besar dari individu-individu atau kumpulan yang mendirikannya, namun lebih kecil dari situasi masyarakat tempat ia berada dan lingkungannya.

ARAH KOMUNIKASI

Dalam memahami organisasi dan pola komunikasi di dalamnya, satu konsep kritis adalah arahnya.

1. Vertical Communication (komunikasi tegak) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara level sebuah hirarki, ke bawah dan keatas. Horizontal Communication (komunikasi mendatar) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu dalam level yang sama dalam sebuah hirarki.

a. Downward Communication (komunikasi kebawah) , terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan instruksi, anggaran yang disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan, variasi dalam standar prosedur operasi dan mencatat perubahan-perubahan lainnya, pengumuman umum, pertemuan,ekspresi tujuan, sasaran, dan pernyataan misi. Pesan-pesan ini mungkin dapat dikirimkan lewat memo, email, catatan,dan saluran individu ke grup atau dari individu ke individu; atau mereka mungkin saja dapat disampaikan tidak langsung melalui orang lain dalam hirarki. Selama proses pengiriman, pesan asli dapat di edit, ditambah, dikurangi, dijelaskan, atau bahkan diubah.

Komunikasi kebawah membawa informasi yang berhubungan dengan tugas pada seseorang yang melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa informasi tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang bersifat motivasional pada karyawan. Komunikasi kebawah terjadi jika manajer atau penyelia mengirimkan pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.

Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan para atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan, kebijakan, dan standar minimum. Para atasan juga memberikan informasi untuk menilai prestasi bawahan atau memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah menetapkan suatu organisasi bisnis. Apabila sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis berasal daripuncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya organisasi cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi ke bawah bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang besar terhadap bawahan, rangkasian sifat akan lebih bersifat mendukung. Komunikasi seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara pimpinan dan pegawai. Lebih jauh lagi, komuniaksi akan mendorong rangkaian penuh komunikasi ke atas.

b. Upward Communication (komunikasi keatas) merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication. Saluran upward communication membawa data dari pelanggan mengenai produksi barang dan pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke hari. Keterangan ini dapat digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu organisasi adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar, mengumpulkan feedback dan dapat dipercaya. Bila tidak ada komitmen untuk melakukan pendekatan-pendekatan seperti ini maka akan terjadi ”culture of silence” atau budaya diam dan atau ”culture of silos” yang mungkin berlaku, yang akan membawa konsekuensi dampak yang serius untuk organisasi- dengan tanpa peringatan awal untuk menanggulangi bencana, ini mungkin akan membawa krisis yang besar. Dalam beberapa situasi, tidak ada berita merupakan berita yang sangat buruk, dan berita buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah akan segan untuk memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi kehidupan organisasi, bila tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing kritik- sebuah budaya ”shoot the messenger” .

Upward communication dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada kepada solusi praktis daripada orang-orang yang berada di puncak hirarki. Komunikasi keatas membawa informasi dari tingkat bawah ke tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar atau internal pada tingkat bawah organisasi.

Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk pengembangan. Komunikasi keatas terjadi jika pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para pegawai harus melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting adalah perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan. Komunikasi keatas merupaakan hal yang penting- para manajer memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesan-pesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.

2. Lateral atau horizontal communication mengambil tempat satu level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala departemen dan diantara pengkoordiansi dan peranan penghubung. Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim secara horizontal daripada upward maupun downward.

Horizontal communication yang bagus sering menghalangi persaingan, perilaku teritorial, dan spesialisasi fungsi pekerjaan yang berlebihan, yang dapat semakin mempertegas batas in group/out group, penggunaan jargon ataupun meniadakan kode-kode dan keseganan untuk membagi informasi.

Komunikasi lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan departemen harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka komunikasi lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke bawah secara hirarkis. Komunikasi horisontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horisontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima pegawai untuk memproses data secara tepat. Sebagi contoh, orang-orang pada suatu unit mungkin merasa bahwa mereka bersaing dengan staf produksi untuk semua jenis „rembesan“ bonus, informasi, posisi baru, dan sebagainyap dan mungkin berupaya membatasi jumlah informasi yang dibagikan . oleh karena itu manajer yang berwawasan luas akan menciptakan suatu lingkungan yang lebih menghargai suatu bentuk kerjasama daripada persaingan jadi. Mereka berupaaya meningkatkan lingkungan komunikasi seluruh organisasi. Pengenalan dan penghargaan terhadap suatu kelompok-suatu tim- pegawai adalah satu cara untuk mendorong rasa jiwa kerja sama.

3. Komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain. Komunikasi ini merupakan komunikasi yang memotong jalur vertikal dan horizontal. Sebagai contoh, anggota staf junior dapat langsung pergi ke atasannya ,dan telepon, email atau mengunjungi tekhnikal senior di area lain untuk mendapatkan informasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam organisasi yang memiliki low performing, komunikasi diagonal digunakan oleh staf untuk mencari informasi dalam permintaan pantas keberadaan prosedur kerja, ketika dalam orgainisasi high performing , komunikasi diagonal digunakan staf unutk menyelesaikan masalah kerja yang sulit dan kompleks. Ketika komunikasi diagonal menjadi tanda fleksibilitas- sebagai contoh, dalam organisasi organik- ini jelas sekai dapat menyebabkan masalah bahkan lebih ekstrimnya lagi menyebabkan kerusuhan(chaos).

Saluran Komunikasi Organisasi

Komunikasi Downward

o Instruksi tugas dan deskripsi

o Kebijakan dan manual prosedur

o Appraisal dan penampilan feedback

o Pertemuan resmi

o Perintah dan arahan

o Rapat- secara face to face, elektronik

o Program induksi karyawan baru

o Memo dan email

o Telepon

o Intercom dan system alamat public

o Papan pengumuman dan intranets

o Newsletter

o Laporan annual

o Poster, kalender

o Program pelatihan

o Budaya komunikasi non verbal (rencana terbuka/demokrasi luang kerja)

o Segregated ”mahony row”, indikator status kehadiran atau tidak – area parkir, priviliges, sekretaris.

o Aktivitas sosial (tim olahraga, program excercise, water cooler, dan kafetaria, pesta akhir minggu)

Komunikasi Upward

o Rapat- secara face to face, elektronik

o Partisipasi dalam pembuatan keputusan (projek tim)

o Makan siang “Captain’s table” – eksekutif bertemu staf

o Upward appraisal/360° feedback

o System sugesti

o Intranets/ papan graffiti umum

o Email

o Telepon

o Ombudsman/Ombudswoman

o Konselor

o Prosedur Griavance

o Newsletter organisasi

o Program pelatihan

o Grapevine

o Aktivitas sosial (tim olahraga, program excercise, water cooler, dan kafetaria, pesta akhir minggu)

o Kebijakan buka pintu

o Survey opini dan audit komunikasi

Interview keluar

Komunikasi Horizontal

o Rapat- secara face to face, elektronik

o Grapevine

o Lintas departemen, lintas divisi, lintas projek

o Telepon

o Email

o Aktivitas sosial (tim olahraga, program excercise, water cooler, dan kafetaria, pesta akhir minggu

o Program pelatihan

o Personil staf (legal, IT, pelatihan/sumber daya manusia) berkomunikasi dengan personil yang memiliki arah kerja mainstream

o Pesan didefinisikan sebagai territorial rivalries (rival teritorial)

Komunikasi Diagonal

o telepon, email

o menuju puncak pimpinan langsung dalam rantai komando

o Aktivitas sosial (tim olahraga, program excercise, water cooler, dan kafetaria, pesta akhir minggu

o Organisasi informal-kontak personal

o Personil staf (legal, IT, pelatihan/sumber daya manusia) berkomunikasi dengan personil yang memiliki arah kerja mainstream

o Komunikasi Ahli ke ahli- otoritas pengetahuan tergantung pada otoritas posisi- networkers internal, boundary spanners.

Sumber pustaka: Baden Eunson, Communicating in the 21st century.

Author:

I'm the one who always learning by doing...

29 thoughts on “Arah Komunikasi dalam Organisasi: Horizontal, Diagonal, Upward, Downward

    1. pada prinsipnya komunikasi diagonal adalah ‘varian’ dari komunikasi vertikal. Arahnya tegak lurus dari atas ke bawah atau sebaliknya. Hanya berada pada ranah yang berbeda. Maksudnya, komunikasi diagonal secara sederhana adalah komunikasi vertikal beda departemen/bagian (bila dalam kantor). sehingga atasan A berkomunikasi kepada bawahan B, atau sebaliknya. Kelebihannya, proses komunikasi berlangusng lebih cepat, daripada Atasan A harus bicara kepada Atasan B, baru atasan B berbicara kepada bawahan B. Jadi memutus arus komunikasi. Namun, kekurangannya, dapat terjadi chaos, dengan asumsi, apa yang disampaikan atasan A kepada bawahan B tidak diketahui oleh atasan B. Sudah punya gambarannya, mbak Jingga? semoga bermanfaat.. 🙂

  1. assalamualaikum mba, saya mau nanya kalo teori arus komunikasi yang tiga itu ada di buku siapa ya? saya udah baca di buku komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, tapi ga ada yang pasti itu teori siapa? mohon bantuannya mba soalnya saya butuh teori ini buat skripsi saya

    1. Saya kutip dari bukunya Baden Eunson. Bisa dicari, mbak.. kemarin saya dapat versi Inggrisnya. Silahkan di googling saja. InsyaaAllah ada… Judul bukunya Communicating in 21st century. InsyaaAllah kalo ga salah.. 🙂

  2. Deskripsi arah komunikasi diatas mudah untuk dipahami, bagi temen-temen yang menekuni ilmu komunikasi referensi ini cukup membantu, kebanyakan temen-temen termasuk saya mendapatkan bahan bacaan yang sifatnya konseptual dan teoritis yanh harus menampilkan daftar pustaka, sehingga dalam angan-angan seolah ilmu komunikasi itu sulit…..thanks postingannya. baca juga posting singkat saya tentang 4 arah komunikasi dalam organisasi

Leave a reply to aliyahnuraini Cancel reply